SEMARANG – Membangun kampanye bersendikan passion atau hal nan digemari merupakan kunci sukses Oei Lie Kuang di bisnis tata rias surai. Usaha salon berbendera Liekuang&Co yang semula hanya berformat 5×10 meter kini berkembang pesat hingga memiliki tiga outlet. Lie Kuang demikian sapaan akrabnya mengatakan, usaha tata rias rambut yang dijalaninya berawal karena lega hari kecil selalu mengantarkan si ibu pergi ke salon. Dia terpukau melihat para kepster yang piawai mengubah performa makhluk menjadi bertambah menggandeng. Kejadian itu tersemat dalam jiwanya. Sebatas-sampai ia memiliki cita-cita saat dewasa nanti cak hendak menjadi penata bulu handal dan memiliki usaha salon. Lie Kuang mungil mulai belajar pengelolaan rambut bersama Chirstian dan Sammy Samuel, kepster sekaligus para pemilik salon kenamaan di Semarang. Momen itu usianya baru menginjak dipan kelas 3 Sekolah Menengah Pertama SMP. “Semula naik kelas bawah tiga SMP mulai belajar tata rambut. Saat itu yang menjadi incaran’ purwa ialah padanan sekolah saya. Walau nggak dibayar tapi saya suka terserah yang bersedia menjadi kelinci percobaan,” ucap anak ketiga pecah empat bersaudara itu seraya tertawa mengenang waktu lalu. Adv minim lebih dua tahun, Lie Kuang menimba mantra berpokok para senior. Sampai pada akhirnya dia mencoket lonjak besar di dalam sejarah hidupnya. Lie Kuang memutuskan untuk keluar dari bangku kelas 2 SMA Kebon N domestik Semarang dan memilih cekut pendalaman di Rever, sebuah akademi kecantikan frenchice bawah Hongkong yang kala itu menyibakkan cabang di Surabaya. Keputusan itu diambilnya agar lebih fokus mendalami ilmu yang menjadi passion-nya. Abnormal lebih sekeliling heksa- bulan Lie Kuang ditempa ilmu kecantikan, mulai bersumber mengeset rambut hingga pengelolaan bisnis salon. “Saya keluar balai-balai kelas dua SMA karena udah nggak titik api antara sekolah umum dengan berlatih tata rambut. Sampai pada karenanya Mami menyerahkan tawaran agar masuk ke Rever di Surabaya,” imbuhnya. Di Rever, Lie Kuang yang detik itu merupakan eks purwa mendapatkan beasiswa ke Hongkong lakukan memperdalam ilmunya sejauh tiga bulan. Sepulangnya ke Indonesia, ia bekerja di salon Sammy Samuel dan Ave Salon. Masa 2005, Lie Kuang memutuskan mendirikan salon koteng berbendera LieKuang&Co di daerah Kampung Kali Semarang. Modal awal yang dikeluarkannya sebesar Rp50 miliun untuk menyewa ruko ukuran 5×10 sambil peralatan salon. Seiring kepuasan pengunjung akan pelayanan nan diberikan, menggandar tata hias surai miliknya semakin berkembang hingga akhirnya pada tahun 2008 mengimbit ke Jalan Saidan 5 Semarang, yang bersama-sama kediamannya. Salon yang awalnya hanya mandraguna lima kursi kini berkembang menjadi dua desimal singgasana. Tak hanya itu, LieKuang&Co juga membuka dua outlet yunior yakni di Grand Edge Semarang berjumlah dua belas kursi dan di Solo yang berisikan delapan kursi. Lie Kuang mengatakan, sejak awal membeberkan usaha pihaknya membidik segmen semenjana atas. Di saat salon rata-rata mematok tarif Rp8 ribu sekali bacok, ia mutakadim menerimakan harga Rp25 ribu. Bahkan kini, seandainya pemakai ingin memakai jasanya, biaya yang dikeluarkan buat sekali potong sekitar Rp450 ribu. Menggandar nan dijalaninya pula tidak melulu lancar. Pada hari 2009 ia dijalari dampak dari krisis ekonomi. Ketika itu kuantitas konsumennya melandai 50 komisi. “Publik lebih memprioritaskan pengeluaran, nan awalnya sering gonta-ganti warna surai, bintang sartan lebih menunda akan datang-kemudian hari suntuk. Kondisi itu berlanjut sampai 2010,” imbuhnya. Bakat menjadi wirausaha nampaknya telah mengalir di darah Lie Kuang. Khalayak tuanya merupakan pengusaha bordir, sementara saudaranya terserah nan menjalani bisnis kafe maupun celana jins. Selain sibuk membangun usaha, Lie Kuang juga kerap mengimak berbagai perlombaan. Banyak penghargaan yang diperolehnya, mulai pecah Juara 1 palagan National Hair Competition hari 1995 dan The Best of Country Asian Competition di Beijing China pada 1995. Mujur bermacam-macam penampakan yang diraih, masa 2013 sebuah logo kenamaan ialah L”Oreal menjadikannya ibaratbrand ambassador. Lie Kuang menjadi satu dari empat khalayak pilihan berbunga Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut. “Di Indonesia cuma suka-suka catur yang menjadi brand ambassador L’Oreal, satu saya dari Semarang, lainnya Tempat, Surabaya dan Jakarta,” imbuhnya. Selain memperniagakan produk L’Oreal, sebagai brand ambsassador Lie Kuang juga mendapat tugas mengedukasi serta membangun dunia kapster di Indonesia dan Asia. Outlet Lie Kuang&Co Creative Salon di Kronologi Saidan 5 Semarang mendahului singgungan minimalis tropis laksana upaya buat memasrahkan atmosfer yang sangat lega dan nyaman bikin setiap pengunjung. Salon ini menawarkan majemuk service sebagaimana cutting, coloring, perming, straightening, make-up, chignon, manicure, pedicure, nail art, waxing, facial dan body treatment. Untuk setiap kategori service tersebut, Lie Kuang&Co Creative Salon punya tim yang telah menirukan training secara tersendiri dan mutakadim mengakui sertifikasi setolok internasional. Momen ini jumlah karyawannya hingga ke 60 orang. Menurut Lie Kuang, kendala yang dihadapinya dulu saat membangun aksi salon adalah terik mengejar Mata air Daya Manusia SDM. Untuk menyiasati hal itu, pihaknya menjalin kerjasama dengan bermacam ragam SMK di Jawa Tengah, dengan membuka kesempatan bagi siswanya yang hendak magang. Harapannya pasca- lulus, para petatar magang tersebut tertarik bagi bekerja di tempatnya. Tetapi sementara ini, karena keterbatasan waktu yang mengharuskannya memuati seminar edukasi di plural daerah, pihaknya untuk sementara enggak mengakui siswa magang lagi. Dalam memperlakukan pegawai, Lie Kuang gelojoh mengibaratkannya sebagai keluarga. Tak hanya gaji bulanan, ia juga lain canggung memasrahkan fasilitas bagi para karyawan. Menurutnya, para karyawan ialah ujung tombak usahanya. Sehingga harus ada perlakukan khsusus, seperti menerimakan pengembangan skill dengan pelatihan maupun mengikuti seminar. Hanya, ia punya kebiasaan yang tidak boleh dilanggar, yakni setiap karyawan tidak boleh membuka praktek di luar. Apabila cak semau karyawan nan pahit lidah melanggar maka kamu tak rikuh bakal mengeluarkannya. Hal itu dilakukannya buat menjaga profesionalisme. “Kalau karyawan-red mau keluar dan buka kampanye sendiri nggak problem, saya justru mendukung,” imbuhnya. Lie Kuang mengatakan, targetnya privat waktu dekat ini adalah berencana membuka cabang baru di sebuah mal di daerah Yogyakarta. Sira meluluk pasar disana berkembang pesat, bahkan kian cepat dibandingkan Semarang. Selain itu, ekuivalen begitu juga dibukanya outlet di Solo, rencana membangun usaha di Yogya juga didasarkan dari banyaknya pelanggan berpangkal luar daerah tingkat yang minta bakal membuka cagak di daerahnya. Ia menilai, membuka cagak di perbendaharaan lebih mudah dalam hal pemasaran kepada konsumen. Berbeda dibanding outlet di lokasi mahajana yang harus aktif melakukan promosi, jika ingin ada pengguna datang. Menurutnya, kampanye salon masih patut potensial. Sebab sekarang ini seiring berubahnya gaya hidup banyak keadaan yang menjadi curahan hati konsumen, seperti rambut rontok, ketombe dan bergajih. Lie Kuang mengungkapkan, kesuksesan usahanya ini juga lain terlepas dari bantuan BCA. Sejak 2007 ia menjadi nasabah BCA Prerogatif dan memanfaatkan akomodasi sama dengan kredit modal kerja setakat mesin EDC kerjakan sistem pembayaran di outlet-nya. “Saya pribadi nggak demen ribet, lewat bekerjasama dengan BCA sangat kooperatif dengan nasabahnya. Sehingga aksi yang saya rintis ini juga sukses berkat bantuan BCA,” imbuhnya. BCA Senantiasa di Sisi BeliauBerita BCABCA Terdaftar dan Diawasi Oleh OJK